Program Sekolah Penggerak merupakan katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global. Sekolah Penggerak merupakan sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Alhamdulillaah, SMP Amanah terpilih menjadi Sekolah Penggerak Angkatan ke-2 dan menjadi bagian dari 2500 sekolah penggerak di seluruh Indonesia (TK SD SMP SMA SLB negeri maupun swasta). Kepala Sekolah SMP Amanah, Bapak Badaruzaman, berhasil meyakinkan penilai ketika melalui dua tahap seleksi yang meliputi seleksi dokumen, esai, tes bakat skolastik, tugas perangkat ajar berikut simulasi mengajar, dan wawancara.
Nantinya Kepala sekolah penggerak beserta guru komite (guru yang terlibat dalam pendidikan pelatihan sekolah penggerak bersama Kepala Sekolah) akan aktif mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan berkelanjutan baik melalui moda daring maupun luring. Pendidikan dan pelatihan akan dilalui sepanjang tahun (3 tahun) dalam program manajemen, lokakarya, refleksi, dsb. Selain itu pendampingan juga dilakukan melalui supervisi oleh fasilitator dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Guru Penggerak (BGP) langsung ke sekolah penggerak.
Sekolah penggerak akan mengimplementasikan kurikulum baru Indonesia yaitu Kurikulum Merdeka. Siswa nantinya akan melalui Proses Belajar Mengajar yang berorientasi pada Merdeka Belajar dimana pembelajaran berpusat kepada siswa (Student Centered Learning) baik dalam aktivitas intrakurikuler maupun aktivitas kokurikuler dan ekstrakurikuler. Dalam 1 tahun pembelajaran, siswa minimal juga akan melakukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan serangkaian tema seperti Kewirausahaan, bangunlah jiwa dan raganya, gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, suara demokrasi, dsb.